Different Types Of Peace Symbol

Postingan Populer

Kamis, 30 Oktober 2014

TIPS MEMILIH SENAR GITAR AKUSTIK

Kali ini kita akan membahas tentang tips memilih senar gitar akustik, gitar akustik sering kali digunakan para musisi saat ngamen dicafe-cafe atau rumah makan untuk menghibur pengunjung. Namun gitar akustik tak hanya digunakan untuk mengamen namun sering juga digunakan musisi papan atas saat manggung seperti Avril, Ariel NOAH dan lain sebagainy. Dengan mengetahui tips ini kita bisa tahu senar gitar yang cocok buat gitar akustik kita.

Senar gitar yang berkembang pada saat ini dapat di bedakan menjadi 2, yaitu : 
masing-masing senar ini ada yang terdiri 6,12 bahkan lebih untuk perpaketnya.Beda dengan untuk senar gitar bass biasanya terdiri dari 4, 5, atau enam senar saja. Senar nilon ini biasanya di gunakan untuk gitar-gitar klasik, untuk senar baja bisa dipakai di gitar jenis apa saja dan senar gitar ini mempunyai berbagai macam ukuran diameternya.
Lihat gambar Tabel Ukuran Senar Gitar Akustik di bawah ini !

Meskipun banyak Merk Senar Gitar Akustik yang banyak di pasaran atau di toko alat musik  tapi menurut gw ada beberapa yang bagus dan ada beberapa yang yang kurang bagus, itu menurut gw hehehe..di bawah ini gw share macam-macam merk gitar yang terkenal.

 Macam-macam  merk senar gitar yang terkenal :
Nah kalau menurut gw ada beberapa Kategori Senar Gitar Akustik yang bagus seperti :


2. Martin

3. Exiler


Keempat merek senar gitar akustik di atas yang menurut gw bagus.
 
Di bawah ini gw share beberapa tips untuk BroSis untuk memilih Senar GitarAkustik :

1. Ketegangan :
Pada Umumnya Senar Gitar Classic dibuat dalam ketegangan yang berbeda. Yaitu tegangan rendah atau biasanya disebut sebagai ketegangan moderat atau ringan, Tegangan normal atau sedang, Tegangan Keras atau Tegangan Tinggi

2. Bahan Senar  :
Bahan Senar berpengaruh besar pada akustik warna suara (timbre) yang kita inginkan. Warna Suara juga di bagi menjadi 3 yaitu :

  1. Mellow (warna suara lebih bass, biasanya freq harmonic banyak           terkandung di mid freq hingga loq freq). 
  2. Bright (warna suara cempreng, freq harmonic dominan di freq tinggi). 
  3.  Brilliance (warna suara seimbang, bright dan mellow). 

Beberapa bahan senar akustik steel yang sering kita lihat adalah sebagai berikut: 
  1. 80/20 Bronze : Senar ini banyak sekali digunakan oleh gitaris. Warna suara lebih bright. Cocok untuk lagu-lagu yang butuh strum, lagu yang berkesan ceria. 
  2. Phosphor Bronze : Senar ini favorit untuk mereka yang suka solo. Warna suara brilliance. Cocok untuk lagu-lagu fingerstyle solo yang lebih banyak metik senar dan tapping. 
  3. Silk Steel : warna suara lebih mellow. cocok untuk lagu-lagu jazz maupun lagu yang butuh kesan mellow. 
  4. Flat Tops : warna suara mellow, agak sedikit bright di senar 1 dan 2. Biasanya digunakan untuk lagu dengan suara lembut seperti jazz misalnya. Jadi senarnya seperti nilon tapi terbuat dari steel. Fingernoise ga terasa kalau  pake senar ini. 
  5. Coated : Jika pada kemasan senar tertulis coated, artinya senar itu memiliki bahan pelapis yang melapisi permukaan bahan senar utama untuk melindungi senar dari karat. Apakah tidak akan berkarat? Pertanyaan bagus hehehe..Ya kalau lapisannya habis ya akan berkarat juga, Tapi senar akan lebih lama bertahan dari karat yang berakibat suara original senar akan bertahan lama. Senar dengan coated cocok untuk di mainkan di ruangan yang lembab atau  jari yang mudah berkeringat.
Ada juga istilah lain kayak bronze alloy, vintage bronze dan lain-lain pada merk senar lain, tapi warna suara yang dihasilkan karakternya tidak berbeda jauh dengan yang disebutkan lain.

3. Ukuran Senar  :
Ada macam ukuran senar gitar yang tersedia di pasaran. Untuk gitar akustik kita sering membuat istilah “senar kecil”, “senar sedang”, dan “senar besar”.
Senar dengan ukuran Kecil kelebihannya mudah untuk dilakukan bending dan juga tidak membuat jari sakit bagi yang baru belajar gitar. Kelemahannya senar kecil adalah, untuk yang belum terbiasa melakukan bending, kadang terjadi over tone atau kelebihan nada. Maksudnya, ada kemungkinan waktu “membengkokkan ” senar terlalu berlebih sehingga nada yang dihasilkan tidak sesuai dengan nada yang diinginkan.

Senar dengan ukuran lebih besar biasanya menghasilkan bunyi yang lebih keras (volume suaranya lebih besar) dan lebih bagus sustain (lama bunyinya) . Tapi di sisi lain senar ukuran besar akan lebih sakit untuk di-bending buat yang belum terbiasa dan buat yang jarinya agak lembut (biasanya cewek).

Semakin besar diameter suatu senar maka senar itu akan semakin tebal dan berat serta akan menghasilkan lebihbanyak tegangan, sehingga akan semakin sulit untuk ditekan atau di bending dan jarak senar dengan fret akan tinggi
Sebelum mengganti senar ada baiknya dilihat dulu dari desain Nut gitar (bagian atas gitar yang biasanya berwarna putih) yang mau di ganti senarnya karena nut itu biasanya dari pabrikannya sudah di bikin sedemikian rupa untuk menyesuaikan bentuk diameter senar gitarnya.
 

Jadi, saat memilih senar, pilihlah ketegangan, bahan, dan ukuran yang sesuai untuk kebutuhan lagu yang kita mainkan ataupun genre yang sering kita mainkan. Cara termudah untuk membedakan karakter senar yang kita butuhkan adalah dengan mencoba senar-senar tersebut sehingga kita tau senar apa yang kita butuhkan untuk lagu yang akan kita mainkan.

Sekian untuk hari ini, see you next time....!!!!








Sumber:  http://jengkrung-belajargitar.blogspot.com/2014/02/tips-memilih-dan-membeli-senar-gitar_2.html

Sabtu, 05 April 2014

Profil Lengkap "Bens Leo"





Bens Leo atau Benny Hadi Utomo adalah seorang wartawan serta pengamat musik dan entertainment Indonesia. Ia termasuk anggota awal tim sosialisasi Anugerah Musik Indonesia (AMI), sebuah penghargaan musik yang mengacu pada piala Grammy Award di Amerika Serikat.

Selain itu Bens juga berperan sebagai Penasehat SCTV Awards, sebuah program acara anugerah musik di Indonesia dan terlibat dalam sejumlah event musik di Indonesia.

Setelah lulus SMA, obsesi lamanya ingin menjadi wartawan, khususnya wartawan musik muncul kembali. Takala ia gugur ketika masuk pendidikan AKABRI, terlambat mendaftar masuk ke pendidikan penerbang di Curug, dan merasa berat untuk meminta uang kuliah dari Ibunya yang single parent (ayahnya yang seorang Pegawai Negeri wafat pada tahun 1968).

Lalu, dia mewawancarai pentolan musik Koes Plus, Tonny Koeswoyo. Ia nekat mendatangi kompleks Koes Bersaudara di Jl. Haji Nawi Jakarta, Selatan. Beruntung, Tonny  menyediakan waktunya untuk mengobrol dengannya. Dan menyuruhnya datang lagi untuk kemudian memberi pengetahuan tentang ilmu jurnalistik kepadanya, sekaligus menceritakan sejarah Koes Bersaudara yang katanya baru diceritakan kepadanya, sebagai wartawan pemula pada tahun 1971.
Hasil wawancara tersebut ia tulis dan dikirim ke mingguan Berita Yudha Sport & Film. Hasilnya, tulisan Bens menjadi headline. Sejak saat itu dia memulai karir sebagai wartawan. Kemudian dia juga kerap mengirim naskah ke media cetak AKTUIL.

Tahun 2000, Bens di ajak oleh Maxi Gunawan, seorang pencinta musik dan penggemar majalah pop, untuk membangun kerajaan bisnis media cetak musik, yang kemudian diberi nama NewsMusik. Namun, ia mengundurkan diri pada tahun 2003 dan majalah NewsMusik itu sendiri akhirnya bubar di usianya yang ke-3.
Bens juga di kenal sebagai seorang pencari bakat dan produser musik, di mana ia berhasil berhasil memproduseri album perdana Kahitna ‘Cerita Cinta’ pada 1993.

Jumat, 17 Januari 2014

Kisah Penyanyi yang Kariernya Hancur karena "ROKOK"


Laporan Wartawan Tribunnews.com, Agung B Santoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Suara merdu tentu jadi modal utama bagi tiap penyanyi untuk mengais rezeki. Tapi bagaimana jadinya kalau pita suara sang biduan terpaksa diangkat lewat operasi bedah karena rongrongan kanker?
Nestapa inilah yang dialami penyanyi berdarah Batak, Edison Siahaan, 74 tahun. Di masa senjanya, ia selalu terngiang masa-masa mudanya sebagai penyanyi kafe yang digandrungi banyak penggemar.
Tapi kini, jangankan menyanyi,untuk berbicara saja suaranya mirip robot. Ucapannya terdengar parau, terputus-putus, dan cenderung melengking.
Masa emasnya sebagai penyanyi tinggal kenangan. "Karena rokok, saya kena kanker laring. Pita suara terpaksa diangkat lewat operasi. Saya pun kehilangan mata pencaharian sebagai penyanyi," tutur Edison di sela workshop "Suara Para Korban Rokok" di Jakarta, Sabtu {9|6|2012}.
Tak hanya kehilangan suara, leher bagian depan tengah Edison terpaksa dilubangi sebagai saluran nafas buatan.
Kala sedang pileks atau batuk, dari lubang itu pulalah keluar ingus. Lubang itu sekaligus jalan keluar masuk udara pernafasan.
"Saya stres kehilangan pita suara. Anda tahu kan, betapa orang Batak itu suka banget menyanyi?" ujarnya.
Berdasar pengalaman hidupnya, ia tak ingin orang lain mengalami nasib seperti dirinya. Kini ia aktif berkampanye anti rokok. Ia bersaksi betapa bahayanya rokok lewat kesaksian di televisi, koran dan berbicara dari seminar ke seminar.
Ia pun menyesal terlambat mengobati kanker laringnya ketika masih dalam stadium ringan.
"Waktu itu saya terus mengelak dari pengobatan medis, dan baru nuruti dokter setelah merasakan susah bernafas karena tekanan kanker laring yang menekan pita suara," kenangnya.
Dulu perokok berat, kini ia berbalik mengampanyekan anti kebal-kebul tembakau. Bersama puluhan korban-korban rokok lain, ia membentuk komunitas Perhimpunan Wicara Esofagus {PWE}.
"Cukup saya yang jadi korban," tegas lelaki yang jadi ketua di komunitas PWE tersebut.
Ia tidak hanya kehilangan pita suaranya akibat kanker laring, tapi juga fungsi hidungnya. Sekarang, Edison bernafas lewat lubang di lehernya, bukan lewat hidungnya. Saat menuturkan kesedihannya kehilangan pita suara, Edison sempat memperlihatkan lubang buatan di leher yang dia sebut sebagai jelmaan hidung barunya itu.
Tapi ketika Tribunnews hendak memotret lubang di leher yang dia tutupi dengan kain putih itu, mantan penyanyi berdarah Batak itu mendadak menolak.
"Cukup dilihat, tapi jangan dipotret," tegasnya, saat bersaksi di sela workshop "Suara Korban Rokok" yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, akhir pekan lalu.
Edison cuma satu dari puluhan orang yang terkena kanker laring sebagai akibat dari racun asap rokok. Karena pita suaranya digerogoti kanker laring, kini suaranya mirip robot, kurang jelas, dan terdengar terputus-putus.
Praktis karirnya sebagai penyanyi kafe tamat. Bukan cuma itu, suaranya yang mirip robot membuat orang lain bereaksi aneh-aneh ketika bertelepon dengan dirinya.
"Pernah saya menelepon abang saya, yang terima pembantu. Dia bilang, suaranya jangan dibikin aneh- aneh deh, kayak ibu-ibu saja. Padahal itu suara asli saya, dikiranya saya main-main, " kenangnya.
Kini Edison aktif berkampanye melawan rokok melalui Perhimpunan Wicara Esofagus (PWE). Di organisasi itu, Edison menjabat sebagai ketua, dan aktif menyuarakan bahaya rokok bagi kesehatan.

Semoga Kisah ini bisa menjadi pelajaran bagi kita "Musisi Indonesia", jangan sampai mimpi/karier kita hancur cuman gara-gara "ROKOK".

GITAR AKUSTIK

     Gitar akustik dengan kualitas tinggi memiliki fitur bagian atas yang terbuat dari bagian dari cemara pada badan dan punggung dengan maple yang dibakar.. Gitar ini dirancang untuk memberikan pemutaran bagus untuk di atas panggung kinerja dengan tubuh besar dan mendalam yang memberikan suara yang dinamis, menyegarkan desain yang menolak umpan balik, dan cutaways tunggal yang menyediakan akses ke leher bagian atas. CPX900 & CPX700 menggunakan sistem pickup Yamaha, A.R.T. (Transducer Resonansi Akustik), yang menggunakan dua pickup sub tambahan untuk mengontrol nada dan resonansi.

FX FXFX Model ini mewarisi filosofi desain dari seri FGX untuk memberikan kualitas suara yang sangat baik pada harga yang wajar.

Acoustic Guitars Dipilih oleh tangan terbaik tonewoods dan keterampilan bersama dengan penyelesaian konstruksi baru yang halus dan teknologi kayu menjadikan gitar akustik Yamaha dengan suara yang menakjubkan, mudah digunakan dan memiliki bentuk yang luar biasa.

GITAR ELEKTRIK

Gitar elektrik adalah salah satu instrumen musik yang paling menarik. Gitar elektrik juga memiliki fakta dan pengetahuan yang mungkin belum diketahui oleh khususnya pemain instrumen tersebut. Instrumen indah ini sudah ada selama berdekade-dekade dan selalu berkembang. Merk gitar ternama yang pertama dikenal adalah Gibson Les Paul dan Fender.

Suara gitar yang dihasilkan oleh gitar dari kedua merk tersebut agak berbeda. Suara gitar Gibson bisa dibilang lebih berat daripada suara gitar Fender yang lebih blues. Namun kedua merk tersebut telah menciptakan pemain-pemain gitar legendaris. Kini selain kedua merk tersebut, ada banyak merk yang tersedia dengan harga yang berbeda-beda. Salah satu dari merk gitar tersebut dapat dibeli dengan mudah di toko alat musik lokal. Instrumen musik ini membutuhkan waktu yang lama untuk menguasainya.

Berikut adalah 12 fakta seputar gitar elektrik.
1. Gitar elektrik pertama kali ditemukan oleh George Beauchamp pada tahun 1931.
2. Nama Gibson Les Paul berasal dari nama musisi yang juga bernama Les Paul.
3. Meskipun terhubung dengan listrik, instrumen itu sendiri tidak dialiri aliran listrik sehingga aman dari bahaya tersetrum.
4. Gitar elektrik memanfaatkan gelombang elektromagnetik untuk mengubah getaran senar gitar menjadi sinyal elektrik.
5. Tidak ada instrumen musik lain yang memiliki dampak besar terhadap perkembangan musik sejak awal abad 20 selain gitar elektrik.
6. Instrumen musik ini mampu menghasilkan beberapa aliran musik seperti jazz, rock, blues, funk, soul atau metal hanya dengan 6 senar.
7. Bahan dasar utama gitar elektrik adalah solid wood.
8. Terdapat banyak jenis gitar elektrik, seperti gitar 7, 8, 9, dan 12 senar, gitar double-necked, dan bahkan gitar dengan 5 neck.
9. Gitar elektrik juga menggunakan tremolo arms yang bisa dipasang dan dilepas dengan mudah untuk mengubah pitch dari senar gitarnya.
10. Jimi Hendrix adalah gitaris paling terkenal karena ia telah bereksperimen banyak dengan suara gitar miliknya. Dia membuat gitar miliknya seperti bicara dan memiliki metode untuk bermain gitar dengan potensi penuhnya. Jimi Hendrix menggunakan gitar Fender Stratocaster.
11. Gitar elektrik menangkap suara melalui tiga pickup utama yang bernama single coil dan pickup humbucker.
12. Gitar untuk orang kidal dibuat berbeda dengan gitar untuk orang yang tidak kidal, walaupun gitar untuk orang yang tidak kidal bisa dipakai juga untuk orang kidal, dengan susunan senar yang berbeda.

Minggu, 12 Januari 2014

TIPS BELAJAR MENYANYI BAGI PEMULA


Bagi anda yang ingin belajar bernyanyi, nah, berikut ini ada 6 langkah praktis untuk bisa menyanyi dengan baik dan benar :
1. Teknik Pernafasan (Ini merupakan motor penggerak). Dalam bernyanyi, pernafasan itu sangat penting karena bernafas dengan baik akan sangat membantu dalam membentuk suara serta dapat memenuhi prasering atau panjang dan pendeknya suatu kumpulan nada, ada bermacam-macam olah pernafasan, yaitu :
0. Pernafasan CLAVICULAIR (dengan memakai pundak).
0. Pernafasan COSTROL (dengan dada).
0. Pernafasan DIAFRAGMA (ini yang paling baik).
*Proses atau cara melatih pernafasan yang baik dan benar :
#Pernapasan yang buruk akan mengakibatkan produksi suara yang buruk, teknik pernapasan yang tidak benar akan menghasilkan suara yang tidak berkualitas.Menghirup napas yang baik untuk menyanyi adalah menggunakan mulut dan hidung secara bersama-sama, terutama pada waktu menghirup dengan cepat dan dalam jumlah yang banyak. *Cara bernapas yang baik pada saat bernyanyi sebagai berikut : ~ Jangan menggunakan cara pernapasan di mana pada waktu menghirup udara, dada dan bahu terangkat, ini membuat leher menjadi tegang dan mengganggu produksi suara. ~ Padawaktu bernapas daerah sekitar lingkar perut mengembang dan pada waktu membuang napas mengempis. Pada waktu menghembuskan napas untuk memproduksi suara, otot-otot di sekitar perut mengencang dan secara konstan mendorong ke dalam (mengempis) dengan berlahan-lahan dan terus-menerus sampai kalimat lagu habis. Ini yang disebut SUPPORT dan SUSTAIN. + Tarik nafas atau hirup nafas anda dalam 8 hitungan (8 detik) : 1 2 3 4 5 6 7 8
+Tahan nafas saudara dalam 4 hitungan (4 detik) : 1 2 3 4
+ Keluarkan nafas anda dengan berdesis ( suara ular!) dalam 8 hitungan : 1 2 3 4 5 6 7 8
+Bisa juga hal itu disebut 8 4 8 karena menghirup nafas dalam 8 hitungan, menahan nafas dalam 4 hitungan dan mengeluarkan nafas dalam 8 hitungan. Lakukan latihan itu berulang-ulang, dan saat mengeluarkan nafas, desis anda bisa diganti dengan mengucapkan mo atau me atau mu, dll.
2. *Intonasi (Penguasaan Notasi). Intonasi adalah pembidik nada yan tepat atau menyanyikan nada dengan tepat. Untuk bisa memiliki intonasi yang baik, kita sebaiknya berlatih dengan alat music seperti piano atau keyboard supaya nada yang kita mainkan pasti dan terkontrol. Tapi hal ini dapat diakali jika kita tidak memiliki alat music tersebut. Kita bisa merekam suara piano tersebut di handphone kita dan kita dapat pelajari sewaktu-waktu. Contoh : Kita dapat memainkan tangga nada C kemudian D dan E secara berurutan di piano atau gitar(mungkin kita bisa minta teman kita untuk memainkannya), kemudian kita rekan di handphone. Nada yang dapat direkam mungkin adalah sebagai berikut :
+ Secara Ascending : Do Re Mi Fa Sol La Si Do dan Descending : Do Si La Sol Fa Mi Re Do atau
+Secara Ascending : Do Mi Re Fa Mi Sol Fa La Sol Si La Do Si dan dan Descending : Do La Si Sol La Fa Sol Mi Fa Re Mi Do. Anda bisa melakukan variasi lain misalnya :
+Secara Ascending : Do Re Mi Fa Re Mi Fa Sol Mi Fa Sol La Si Sol La Si Do dan Descending : Do Si La Sol Si La Sol Fa La Sol Fa Mi Sol Fa Mi Re Fa Mi Re Do
3. Irama, Birama dan Tempo. Seorang penyanyi yang baik seharusnya belajar untuk bisa menguasai bermacam-macam irama atau jenis aliran music seperti : Chaca, Pop, Waltz dan sebagainya. Dia juga harus mengetahui birama lagu, apakah 4/4, ¾ atau 2/4, dan mesti mengikuti tempo (lambat-cepat) lagu.
4. Penguasaan Artikulasi (pengucapan kata). Seorang penyanyi selain harus menguasai dan mengahfalkan syair (lirik) lagu dengan baik, juga harus mengucapkan kata-katanya dengan jelas dan tegas. Untuk membantu agar dapat memberi “jiwa” pada lagu tersebut, harus juga memahami isi dan maksud yangterkandung dalam lagu. Ada beberapa cara praktis untuk meningkatkan artikulasi anda, yaitu dengan mengucapkan vocal : A I U E O
5. Tehnik Vibrasi. Vibrasi adalah suatu bentuk suara yang bergetar dan bergelombang dalam tehnik oleh vocal, vibrasi ini merupakan tahap finishing. Fungsinya biar terdengar lebih merdu dan indah. Kalau mau tahu contoh vibrasi yaitu ketika seseorang tertawa terbahak-bahak, suara akan terdengar bergetar dan bergelombang. Kemudian dalam dunia tarik suara, bentuk dasar tersebut dikembangkan menjadi sebuah tehnik dalam bernyanyi yang disebut vibrasi.
6. Sikap Tubuh Dan Kondisi Saat Menyanyi. Selain hal-hal diatas, ada hal lain yang harus diperhatikan, yaitu sikap tubuh dalam bernyanyi, baik dalam latihanmaupun pada saat kita sedang tampil di panggung/podium. Mengapa sikap tubuh sangat berpengaruh pada sirkulasi nafas yang merupakan unsur penting dalam bernyanyi. Sikap ini harus dilatih, baik sikap duduk maupun sikap berdiri. sikap tubuh sangat mempengaruhi produksi suara seorang penyanyi baik penyanyi solo maupun penyanyi paduan suara. Pada saat menyanyi tubuh harus dalam kondisi yang rileks (bukan santai). Tubuh yang rileks dimaksudkan agar suara yang dihasilkan juga rileks dan tidak tegang. Untuk menciptakan suasana yang rileks sebelum bernyanyi diperlukan suatu relaksasi atau pelemasan tubuh dengan cara bersenam, memijat, dll. Relaksasi perlu dilakukan pada saat latihan dan juga pada setiap sebelum penampilan, apalagi pada saat berlomba. Mental yang tegang mengakibatkantubuh menjadi tegang pula, sehingga suara yang dihasilkan tidak maksimal.Posisi tubuh dalam menganyi harus mendapat perhatian. Posisi yang baik adalah berdiri dengan membagi beban yang sama pada dua kaki dan menempatkan kaki sedemikian rupa sehingga menjadi seimbang, terutama agar tubuh juga dapat ikut bergerak mengkespresikan dari lagu yang dinyanyikan. Pada posisi menyanyi sambil duduk, posisi tubuh bagian pinggang ke atas harus dalam kondisi yang sama dengan posisi tubuh bagian pinggang ke atas pada saat sedang berdiri. Posisi tubuh yang gagah sangat dibutuhkan.Ekspreasi wajah pada saat menyanyi juga sangat menentukan. Pada saat mengambil nada-nada yang tinggi perlu konsentrasi dalam menyanyikannya, maka alis dapat dinaikan, serta pipi seperti seorang yang sedang tersenyum dan jangan lupa untuk membuka mulut yang lebar sesuai dengan ketentuan yang biasa dilakukan dalam menyanyi. Pada saat menyanyi memang nampak wajah akan terlihat jelek, namun suara yang dihasilkan akan jauh lebih berkualitas dibandingkan dengan kalau kita menyanyi hanya ingin menampilkan penampilan saja.

Melatih Suara Diafragma

 

Kualitas suara yang diperlukan seorang penyiar adalah “suara perut”, suara yang keluar dari rongga badan antara dada dan perut –dikenal dengan sebutan “suara diafragma”.

Jenis suara ini akan lebih bertenaga (powerful), bulat, terdengar jelas, dan keras tanpa harus berteriak. Untuk bisa mengeluarkan suara diafragma, kita dapat melakukan latihan ringan sebagai berikut:
  1. Ucapkan huruf vocal A, I, U, E, O dengan panjang-panjang. Contoh: tarik nafas, lalu suarakan AAAAAaaaaaaaaaaaaa… (dengan bulat), terus, sampai habis nafas. Dilanjutkan lagi untuk huruf lainnya.
  2. Suarakan AAAAaaaaaaa… dari nada rendah, lalu naik sampai AAAAaaaaaaa… nada tinggi.
  3. Ambil napas pelan-pelan. Ketika diafragma dirasa udah penuh, buang pelan-pelan. Untuk nambah power, buang nafas itu, hela dengan cara berdesis: ss… ss… ss… (putus-putus), seperti memompa isi udara keluar. Akan tampak diafragma Anda bergerak.
  4. Saat mengambil napas, bahu jangan sampai terangkat. Kalau terangkat, berarti Anda bernapas dengan paru-paru. Contoh: ketika orang sedang ambil napas mendadak karena kaget, ia akan mengambil napas dengan paru-paru, makanya, orang kaget suka megang dada.

"TEKNIK VOKAL"

Unsur-unsur Teknik Vokal


Dalam Seni Musik terdapat 2 (dua) unsur yaitu : Vocal dan Instrument.
Vocal adalah alunan nada-nada yang keluar dari suara manusia.
Instrument adalah nada-nada yang keluar dari alat musik yang digunakan.

TEKNIK VOCAL adalah : Cara memproduksi suara yang baik dan benar, sehingga suara yang keluar terdengar jelas, indah, merdu, dan nyaring.

UNSUR-UNSUR TEKNIK VOCAL :

1. Artikulasi, adalah cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas.
2. Pernafasan, adalah usaha untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya, kemudian disimpan, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit sesuai dengan keperluan.
Pernafasan di bagi tiga jenis, yaitu :
- Pernafasan Dada : cocok untuk nada-nada rendah, penyanyi mudah lelah.
- Pernafasan Perut : udara cepat habis, kurang cocok digunakan dalam menyanyi, karena akan cepat lelah.
- Pernafasan Diafragma : adalah pernafasan yang paling cocok digunakan untuk menyanyi, karena udara yang digunakan akan mudah diatur pemakaiannya, mempunyai power dan stabilitas vocal yang baik.
3. Phrasering, adalah aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar sehingga mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
4. Sikap Badan, adalah posisi badan ketika seseorang sedang nyanyi, bisa sambil duduk, atau berdiri, yang penting saluran pernafasan jangan sampai terganggu.
5. Resonansi, adalah usaha untuk memperindah suara dengan mefungsikan rongga-rongga udara yang turut bervibrasi/ bergetar disekitar mulut dan tenggorokan.
6. Vibrato, adalah usaha untuk memperindah sebuah lagu dengan cara memberi gelombang/ suara yang bergetar teratur, biasanya di terapkan di setiap akhir sebuah kalimat lagu.
7. Improvisasi, adalah usaha memperindah lagu dengan merubah/menambah sebagian melodi lagu dengan profesional, tanpa merubah melodi pokoknya.
8. Intonasi, adalah tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau dengan tepat.
Syarat-syarat terbentuknya Intonasi yang baik :
a. Pendengaran yang baik
b. Kontrol pernafasan
c. Rasa musical.

Nada, adalah bunyi yang memiliki getaran teratur tiap detiknya.
Sifat nada ada 4 yaitu :
a. FITCH yaitu ketepatan jangkauan nada.
b. DURASI yaitu lamanya sebuah nada harus dibunyikan
c. INTENSITAS NADA yaitu keras,lembutnya nada yang harus dibunyikan.
d. TIMBRE yaitu warna suara yang berbeda tiap-tiap orang.

AMBITUS SUARA adalah luas wilayah nada yang mampu dijangkau oleh seseorang.
Seorang penyanyi professional harus mampu menjangkau nada-nada dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi sesuai dengan kemampuannya.

CRESCENDO adalah suara pelan berangsur-angsur keras.

DESCRESCENDO adalah suara keras berangsur-angsur pelan.

STACATO adalah suara dalam bernyanyi yang terpatah-patah.

SUARA MANUSIA DIBAGI 3 (TIGA) :

Suara Wanita Dewasa ;
a. Sopran (suara tinggi wanita)
b. Messo Sopran (suara sedang wanita)
c. Alto (suara rendah wanita)

Suara Pria Dewasa :
a. Tenor (suara tinggi pria)
b. Bariton (suara sedang pria)
c. Bas (suara rendah pria)

Suara Anak-anak :
a. Tinggi
b. Rendah.

TANGGA NADA DIATONIS adalah rangkaian 7 (tujuh) buah nada dalam satu oktaf yang mempunyai susunan tinggi nada yang teratur.

Tangga Nada Diatonis Mayor adalah Tangga Nada yang mempunyai jarak antar nadanya 1 (satu) dan ½ (setengah).

Ciri-ciri tangga nada Diatonis Mayor :
- Bersifat riang gembira
- Bersemangat
- Biasanya diawali dan diakhiri dengan nada Do = C
- Mempunyai pola interval : 1 , 1 ,. ½, 1 , 1 , 1, ½
Contoh Lagu yang bertangga nada Mayor :
Maju Tak Gentar, Indonesia Raya, Hari merdeka, Halo-halo Bandung, Indonesia Jaya, Garuda Pancasila, Mars Pelajar.

Ciri-ciri Tangga nada Diatonis Minor :
- Kurang bersemangat.
- Bersifat sedih
- Biasanya diawali dan diakhiri dengan nada La = A
- Mempunyai pola interval : 1 , ½ , 1 , 1 , ½ , 1 , 1 .
Catatan : Teori ini kurang sesuai dengan musik Dangdut yang banyak berkembang di Indonesia.
Contoh Lagu yang bertangga nada Minor : Syukur, Tuhan, Gugur Bunga.

TANGGA NADA KROMATIS adalah tangga nada yang mempunyai jarak antar nadanya hanya ½ . Contoh : C – Cis – D – Dis- E – F – Fis – G – Gis – A – Ais – B

TANGGA NADA ENHARMNONIS adalah rangkaian tangga nada yang mempunyai nama dan letak yang berbeda, tetapi mempunyai tinggi nada yang sama.
Contoh : Nada Ais-Bes, Cis-Des, Gis-As, Dis-Es, Fis-Ges.

APRESIASI yaitu Totalitas kegiatan yang meliputi penglihatan, pengamatan, penilaian, dan penghargaan terhadap suatu karya seni.

BIRAMA adalah ketukan tetap yang berulang-ulang pada sebuah lagu.
Contoh birama : 2/4 , 3/4 , 4/4 , 6/8

PADUAN SUARA adalah Penyajian musik vocal yang terdiri dri 15 orang atau lebih yang memadukan berbagai warna suara menjadi satu kesatuan yang utuh dan dapat menampakan jiwa lagu yang dibawakan.

JENIS-JENIS PADUAN SUARA :

1. Paduan Suara UNISONO yaitu Paduan suara dengan menggunakan satu suara.
2. Paduan Suara 2 suara sejenis, yaitu paduan suara yang menggunakan 2 suara manusia yang sejenis, contoh : Suara sejenis Wanita, Suara sejenis Pria, Suara sejenis anak-anak.
3. Paduan Suara 3 sejenis S - S – A, yaitu paduan suara sejenis dengan menggunakan suara Sopran 1, Sopran 2, dan Alto.
4. Paduan Suara 3 suara Campuran S – A – B, yaitu paduan suara yang menggiunakan 3 suara campuran , contoh : Sopran, Alto Bass.
5. Paduan suara 3 sejenis T- T – B, yaitu paduan suara 3 suara sejenis pria dengan suara Tenor 1, Tenor 2, Bass.
6. Paduan Suara 4 suara Campuran, yaitu paduan suara yang mengguanakan suara campuran pria dan wanita, dengan suara S – A – T – B. Sopran, Alto, Tenor, Bass.

DIRIGEN / CONDUCTOR adalah orang yang memimpin Paduan Suara.

Syarat-syarat seorang Dirigen/ Conductor yang baik :
a. memiliki sifat kepemimpinan
b. memiliki ketahanan jasmani yang tangguh
c. sebaiknya sehat jasmani dan rohani
d. simpatik
f. menguasai cara latihan yang efektif
g. memiliki daya imajinasi yang baik
h. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan bermain musik.

TANDA DINAMIK adalah tanda utuk menyatakan keras, lembutnya sebuah lagu yang dinyanyikan. Contoh-contoh Tanda Dinamik :

1. f : forte = keras
2. ff : fortissimo = sangat keras
3. fff : fortissimo assai = sekeras mungkin
4. mf : mezzo forte = setemgah keras
5. fp : forte piano = mulai dengan keras dan diikuti lembut
6. p : piano = lembut
7. pp : pianissimo = sangat lembut
8. ppp : pianissimo possibile = selembut mungkin
9. mp : mezzo piano = setengah lembut

PERUBAHAN TANDA DINAMIKA :

- Diminuendo (dim) : melembut
- Perdendosi : melembut sampai hilang
- Smorzzande : sedikit demi sedikit hilang
- Calando : mengurangi keras
- Poco a poco : sedikit demi sedikit / lambat laun
- Cresscendo : berangsur-angsur keras
- Decrsescendo : berangsur-angsur lembut

TANDA TEMPO adalah tanda yang diguakan untuk menunjukan cepat atau lambatnya sebuah lagu yang harus dinyanyikan.
A.TANDA TEMPO CEPAT
1. Allegro : cepat
2. Allegratto : agak cepat
3. Allegrissimo : lebih cepat
4. Presto : cepat sekali
5. Presstissimo : secepat-cepatnya
6. Vivase : cepat dan girang

B. TANDA TEMPO SEDANG
1. Moderato : sedang
2. Allegro moderato : cepatnya sedang
3. Andante : perlahan-lahan
4. Andantino : kurang cepat

C. TANDA TEMPO LAMBAT
1. Largo : lambat
2. Largissimo : lebih lambat
3. Largeto : agak lambat
4. Adagio : sangat lambat penuh perasaan
5. Grave : sangat lambat sedih
6. Lento : sangat lambat berhubung-hubungan.

PERMATA / CORONA adalah tanda untuk menambah hitungan menurut selera.

7 Aturan Nada Yang Mengubah Dunia


Bagi sebuah paduan suara ketertiban / aturan dalam menyanyi dan ketaatan pada sebuah partitur telah menjadi sebuah aturan main yang baku, nada-nada yang ada didalam partitur jika di diterjemahkan secara sempurna tentu akan menghasilkan bunyian & harmoni yang indah. Pada dasarnya dalam musik kita mengenal sebuah titian nada atau aturan nada yang berlaku universal. Aturan nada ini disebut Diatonis. Perkataan diatonis dipetik dari bahasa latin, Diatonicus, maksudnya nada-nada yang terdiri dari tujuh jenis bunyi yang ditulis di atas garis titi, yaitu DO - RE - MI - FA - SOL - LA - SI.
Kita mengetahui, bahasa Latin adalah bahasa Eropa yang terbilang tua. Orang Eropa mempedulikan bahasa Latin seperti kita mempedulikan bahasa Sansekerta. Karena perkataan diatonis berasal dari bahasa Eropa, sudah tentu pula aturan nada diatonis ini berasal dari bangsa Eropa.
Sebelum kita berkenalan dengan aturan nada diatonis, nenek moyang kita hanya mengenal aturan nada yang terdiri dari lima jenis bunyi. Aturan nada yang terdiri dari lima jenis bunyi ini disebut pentatonis, juga dipetik dari bahasa Latin, pentatonicus.
Orang pertama yang menemukan aturan nada diatonis ini namanya Guido Aretinus d’Arezzo. Ia seorang pastor Katolik dari mazhab Benediktus. Selain itu ia juga seorang guru. Ia lahir di Prancis pada abad kesembilan, kemudian menetap di Italia sampai akhir hayatnya.
Jasa Guido menemukan aturan nada diatonis itu menyebabkan orang lazim menyebut aturan nada ini menurut namanya, yakni aturan Guidonis atau skala Guidonis.
Adapun nada-nada diatonis ini sebutannya berasal dari rentetan kata-kata pujaan kepada Santa Ioanis, murid termuda Yesus Kristus, yang isinya memohon kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan, tetap merdu dan tidak parau.
Beginilah susunan kata-kata pujian itu;
Ut queant laxis
Renonare fibris
Mira gestorum
Famul tuorum
Sorve polluti
Labii reatum
Santa loanis
Susunan kata-kata di atas, kalau kita baca baris demi baris, dengan mengambil suku kata yang pertama, akan kita peroleh bunyi UT, RE, MI, FA, SOL, LA dan SI. Bunyi si merupakan singkatan huruf besar Santa dan loanis.
Tentu kita bertanya, nada DO datangnya dari mana? Bukankah menurut susunan kata-kata di atas, yang benar adalah UT? Ya, bunyi DO memang baru, diambil dari kata Dominus, artinya Tuhan, pengganti bunyi UT tersebut.
Demikianlah, dengan tujuh nada di atas, kita telah mengenal berjuta-juta karya musik yang telah mengubah Dunia!

Membaca NOT BALOK


Membaca not balok dewasa ini memang masih menjadi kendala utama bagi masyarakat musik Indonesia. Dalam dunia paduan suara masih banyak kelompok paduan suara yang menggunakan not angka untuk membaca sebuah partitur musik. Namun demikian dengan semakin maraknya kompetisi/festival paduan suara Internasional yang diikuti maka semakin banyak pula kelompok paduan suara yang saat ini telah mahir membaca notasi dengan menggunakan not balok.
Menjawab pertanyaan seorang pembaca blogs kami tentang solusi termudah membaca notasi not balok maka kita harus berterima kasih pada dunia internet yang memang sangat berperan besar dalam pembelajaran segala disiplin ilmu secara online, dibawah ini adalah situs yang berhubungan dengan teori musik khususnya dalam mempelajari not balok.

Teknik Berlatih Paduan Suara

Dalam dunia tarik suara kita mengenal jenis-jenis kelompok vokal seperti Duet, Trio, Kwartet, Ansambel, Paduan Suara dll. Paduan Suara sering kita saksikan pada acara-acara rutin gereja bahkan yang bersifat tahunan misalnya : Pesparawi (Pesta Paduan Suara Gerejawi), Perayaan Paskah/Natal.
.
Pembinaan Paduan Suara pada umumnya bersifat temporer, artinya hanya dibentuk jika ada event yang membutuhkan dan menyewa pelatih dari luar dengan biaya yang relatif mahal. Padahal bila kita memahami trik/teknik latihan Paduan Suara sebenarnya tidak terlalu sulit dan bisa kita kerjakan sendiri. Yang penting kita bisa membuat program latihan yang baik, tentunya dengan sarana/tempat latihan yang representatif.
KLASIFIKASI PADUAN SUARA
.
Penulis megklasifikasikan Paduan Suara menjadi 3 (tiga) level, yaitu:
.
Level - 1 (Penguasaan Materi)
.
Kriteria : Anggota Paduan Suara mampu menyanyikan lagu/materi sesuai dengan notasi yang tertulis pada partitur.
.
Tips :
- Nyanyikan panjang pendek not sesuai nilai not pada partitur.
- Nyanyikan tinggi rendah nada sesuai dengan interval nada yang tertulis di partitur.
- Tekankan anggota untuk menghafal syairnya.
.
Level - 2 (Interprestasi)
.
Kriteria : Anggota Paduan Suara mampu menyanyikan lagu/materi sesuai dengan interprestasi lagu yang diinginkan oleh komponis maupun aranger lagu tersebut.
.
Tips :
- Latih keras/lembut suara sesuai dengan tanda dinamik pada partitur. Kalau tidak tercantum pada partitur, dinamik disesuaikan dengan makna syair atau karakter alur melody.
- Latih Artikulasi (pengucapan) syair agar terdengar jelas. Misalnya pengucapan konsonan “r”, “s”, “ng”, serta vokal a, i, u, e, o, sehingga terdengar perbedaannya.
- Perhatikan Intonasi (penekanan) suku kata yang sesuai dengan Birama lagu.
- Perhatikan Frasering (pengkalimatan) agar sesuai dengan kalimat yang benar. Ini dapat dicapai jika dilaksanakan dengan teknik pernafasan yang baik.
- Lakukan pemanasan (vokalisi) yang cukup sebelum pelaksanaan latihan dimulai agar diperoleh Timbre (warna suara) yang menyatu, sehingga tidak ada suara yang menonjol sendiri.
Level - 3 (Ekspresi)
.
Kriteria : Setelah melalui tahap level 1 dan 2, anggota Paduan Suara mampu menyanyikan lagu/materi dengan penghayatan dan dikeluarkan melalui ekspresi.
.
Tips :
- Latih cara menyanyikan lagu sesuai dengan karakter lagu, misalnya: Lagu/aransemen yang riang dinyanyikan dengan lincah dan riang. - Perhatikan pada aransemen yang terdapat tanda perubahan tempo, misalnya : Accelerando, rittardando, A- tempo dll., agar dinyanyikan dengan tepat sehingga mendukung ekspresi.
- Tidak semua anggota dapat bernyanyi dengan ekspresi. Tempatkan anggota pada posisi central dan banjar terluar (samping kiri/kanan), karena posisi ini mempengaruhi penampilan secara keseluruhan.
.
Pembagian Kelompok Suara
.
Paduan suara umumnya terdiri dari 4 kelompok suara yaitu Sopran, Alto, Tenor dan Bass. Beberapa arransemen ada pula yang membagi Sopran, Meso, Alto, Tenor, Bariton dan Bass. Untuk mendapatkan balance yang baik, perlu pembagian yang tepat untuk masing-masing kelompok. Tips:
- Kelompokan anggota berdasarkan Range/ambitus suara, jangan paksakan penyanyi Alto bernyanyi dikelompok sopran dengan alasan karena kekurangan anggota sopran, demikian juga kelompok yang lainnya.
- Komposisi SATB (sopran, alto, tenor, bass) yang Ideal adalah 3:2:2:3., namun demikian pedoman di atas dapat berubah dengan pertimbangan potensi Power penyanyi yang ada.
Program Latihan
.
Ada peribahasa “Seberangilah sungai dari tempat yang dangkal” artinya mulailah segala sesuatu dari yang mudah dahulu. Artinya dalam membuat program latihan harus bertahap dari yang mudah dahulu.
.
Tips :
- Selesaikanlah dahulu level-1 baru kemudian mulai level-2, dst. Contoh : jangan mengajarkan materi level-2 kalau anggota belum semuanya lulus level-1, karena akan sia-sia akibat terpecahnya konsentrasi.
- Kelompok paduan suara ibarat rangkaian gerbong kereta api. Jika salah satu gerbong tersendat maka gerbong yang lain kecepatanya terpaksa ikut melambat, menyesuaikan kecepatan gerbong yang tersendat tadi. Perbaiki gerbong (baca : kelompok suara) yang lemah dahulu, baru kelompok gerbong lainnya.
- Awali latihan dengan vokalisi terlebih dahulu, sesuai dengan karakter lagu yang akan dinyanyikan. Jika lagu banyak menggunakan stacato, perbanyak vokalisi stacato, jika lagu banyak nada panjang, perbanyak vokalisi nada panjang.
- Tekankan anggota untuk membaca not, jangan menghafal not, karena kemampuan membaca sangat diperlukan dalam PS. Setelah anggota dapat menyanyikan notasi dengan benar tekankan untuk menghafal syair.
Dirigen
.
Dirigen dalam Paduan Suara sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penampilan Paduan Suara. Idealnya Dirigen Paduan Suara merangkap pelatih sejak awal program latihan dilaksanakan, agar secara emosional akan terjalin komunikasi. Namun karena keterbatasan personel di TNI AL yang bisa memimpin Paduan Suara, seringkali Dirigen ditunjuk berdasarkan senioritas, atau dari sukarelawan yang memberanikan diri karena tidak ada yang mau menjadi dirigen. Sebaiknya hal ini dihindari.
.
Tips:
- Pilihlah Dirigen yang mempunyai wawasan PS lebih daripada anggota Paduan Suara lainnya, jangan berdasarkan senioritas saja.
- Fungsi Dirigen memadukan Suara dari anggotanya sehingga menjadi satu komposisi yang padu dan harmonis. Untuk itu Dirigen harus menguasai materi dengan baik dan benar, sebelum ia memadukan (memimpin) kelompok Paduan Suaranya.
- Dirigen jangan memulai aba-aba jika belum seluruh mata anggota memperhatikan Dirigen, karena kontak mata sangat penting untuk menjalin komunikasi antara Dirigen dan anggota Paduan Suara.
.
Demikianlah secara singkat Tips berlatih Paduan Suara, semoga dapat bermanfaat.
.
“Keberhasilan adalah buah dari latihan, namun tanpa disiplin, latihan tidak menghasilkan apa-apa”.

DASAR – DASAR DALAM BERNYANYI

Kali ini saya mau menjelaskan kepada teman-teman yang ingin mengetahui apa itu vocal dan bagaimana cara melatih suara yang benar. Semua disini meliput dasar-dasarnya suara serta apa aja yang dinilai dari suara seorang penyanyi. Cerita ini saya kutip dari pelajaran yang pernah saya dapatkan dan juga berdasarkan pendapat dari para musisi yang berpengalaman.
Untuk menyajikan suara yang indah dalam bernyanyi, sebelumnya kita harus tahu beberapa tahapan yang harus dilatih, dibina, dan diasah secara teratur serta memerlukan disiplin yang tinggi, yaitu :
A. PERNAPASAN
B. MEMBENTUK SUARA
C. RESONANSI ( Menggemakan suara )
D. VOCAL & KONSONAN
E. INTONASI ( Menyanyikan nada dengan tepat )
F. ARTIKULASI ( Pengucapan yang benar & Jelas )
G. FRASERING ( Menyanyikan kalimat dengan utuh )
H. INTERPRETASI & EKSPRESI ( Memahami & Menjiwai nyanyian )
Tahapan yang diatas akan tersaji dalan satu kegiatan yaitu PENAMPILAN atau PEMENTASAN

PERNAPASAN
Ini adalah bagian utama dan terpenting dalam sebuah latihan vocal. Kalian tahu kenapa..? Karena nafas adalah penggerak utama dari suara. Kuatnya nafas dapat menimbulkan dan menciptakan getaran sebagai sumber dari pada “ Bunyi “. Dan nafas juga sebagai Vitamin yang paling ampuh untuk menyehatkan suara. Makanya pernafasan harus dilatih dengan baik dan teliti.
Dalam bernyanyi, kita mengenal 3 ( tiga ) jenis pernafasan. Masing – masing mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri.
1. Pernafasan Bahu
Yaitu pada saat mengambil / menarik nafas, dilakukan dengan mengangkat bahu untuk mengisi paru-paru. Cara seperti ini tidak begitu baik, karena nafas yang dihasilkan dangkal dan mengakibatkan kalimat jadi terputus-putus.
2. Pernafasan Dada
Yaitu dengan membusungkan dada pada saat menarik nafas untuk mengisi paru-paru. Cara seperti ini juga tidak begitu baik, karena jadi terkesan cepat lelah dan akibatnya suara jadi tidak stabil dan terputus-putus.

3. Pernapasan Diafragma

Lazim kita sebut dengan pernafasan rongga perut. Yaitu menarik / mengambil nafas untuk mengisi paru-paru dengan mengembangkan rongga perut atau diafragma, serta mengembangkan tulang rusuk. Cara inilah yang terbaik yang dilakukan untuk bernyanyi, karena akan menghasilkan nafas yang panjang, ringan, santai dan produksi suara lebih bermutu.
Dengan pernafasan diafargma penyanyi dapat leluasa dalam berekspresi karena tidak ada tekanan dan desakan dalam pernafasan.
GIMANA CARNYA MELATIH PERNAFASAN DALAM BERNYANYI?
Cape’ neh ngetiknya.. Gini aja, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melatih pernafasan ini, khususnya melatih “DIAFRAGMA” penyanyi, antara lain:

a. Dengan berdiri santai, badan lurus, sambil meletakkan ujung jempol jari di ujung tulang rusuk terbawah. Tariklah nafas melalui hidung dengan cara perlahan atau dengan cepat, dan rasakan bahwa jempol kamu tadi terdorong kesebelah luar, sebagai reaksi dari melonggarnya tulang iga.
Jika telah terasa penuh, kemudian nafas tadi dikeluarkan dalam bentuk senandung vocal “a” atau konsonan “s” ataupun dengan hitungan. Yang jelas bukan dengan cara mendorong, tapi mengeluarkan nafas sehemat mungkin.
Lakukan minimal 20x setiap hari atau setiap ada kesempatan buat latihan. Ini akan membuat otot-otot perut kamu menjadi semakin kokoh dan kuat.
b. Dengan posisi tidur terlentang lurus dan kedua tangan diletakkan sejajar dengan tubuh. Letakkan beberapabenda seperti buku diatas perut sebagai beban dan tariklah nafasseperti bagian “a” diatas serta rasakan bahwa beban diatas perut terangkat keatas, juga rasakan tulang rusuk ikut mendorongnya.
Jika telah terasa penuh, keluarkan lagi seperti yang “a” tadi dan lakukan minimal 20x sehari ato tambahan kapan aja kamu punya waktu buat latihan.
Latihan ini bisa membuat otot perut menjadi kokoh serta kita pun jadi santai untuk mengucapkan kalimat. Selain itu juga dapat merubah kebiasaan bernafas yang dilakukan dengan mengangkat bahu atau membusungkan dada.
Ada juga cara buat nguatin otot perut yaitu dengan tertawa terbahak bahak , sampai terasa klo perut tergoncang goncang. Tapi klo latihan ini harus dilakukan dengan sangat hati hati, karena nanti bisa dibilang orang gila (hehehe)
Pengambilan nafas pada saat memulai lagu atau awal kalimat lagu dapat dilakukan dengan menarik nafas melalui hidung dengan santai. Namun jika pada saat bernyanyi atau ditengah lagu sebaiknya dilakukan dengan singkat atau dengan mendengkus, seperti kita nyium aroma yang harum atau aroma makanan ( Hmmm Jadi laper neh.. ).
Pada pernafasan yang demikian, kita hanya mengembangkan pernafasan “alami” yang kita miliki, akan tetapi jika pernafasan alami “naik turunnya sama” sedangkan penyanyian itu “ menariknafas dengan cepat dan mengeluarkannya dengan sehemat mungkin” karena tujuan utama kita adalah menyelesaikan satu kalimat dalam satu tarikan nafas. Dengan demikian kalimat yang kita ucapkan /nyanyikan kedengaran indah dan bermutu, tidak tersendat-sendat.

Musik dan Perkembangannya [Zaman Renaissance]


Sebenarnya artikel ini mungkin lebih tepat diberi judul “Introduksi mengenai Musik Dunia Barat dan Perkembangannya,” sebab tema sejarah musik adalah tema yang terlalu luas. Namun lewat artikel ini saya berharap dapat memberikan sedikit insight terhadap semangat zaman, konsep-konsep, serta filsafat yang mendasari perkembangan musik Eropa dalam lima zaman yang besar. Di edisi ini kita akan membahas zaman Renaissance dan Baroque, dan di edisi berikutnya kita akan melihat zaman Klasik, Romantik, dan Modern. Zaman Renaissance (ca.1300-1600)
Seperti semua periode kultural yang lainnya, pembatasan tahun periode Renaissance bersifat tidak mutlak—suatu zaman terlalu kompleks dan rumit untuk dapat dibatasi dalam hitungan tahun. Kata renaissance berarti rebirth— diatributkan untuk periode ini oleh seorang sejarawan Perancis abad ke-19, Jules Michelet. Gerakan Renaissance bernama demikian karena gerakan ini melahirkan kembali ide-ide dan pemikiran-pemikiran dari zaman Greco-Roman yang sudah begitu lama hilang dari Eropa, misalnya pemikiran dari filsuf-filsuf seperti Plato, Aristoteles, atau ahli retorika seperti Cicero atau juga Quintillianus yang tersimpan di dalam banyak teks Latin kuno di perpustakaan Ordo Monastik di Eropa, juga dari teks Latin yang diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain. Semangat zaman ini adalah apa yang sekarang disebut Humanisme, meskipun pada zaman tersebut filsafat di balik semangat itu tidak harus diartikan sebagai semangat untuk menjadikan manusia sebagai pusat segala sesuatu dan “menurunkan” Tuhan. Memang semangat gerakan ini akhirnya melahirkan Aufklärung yang jelas melawan Alkitab, tapi pada awalnya semangat Humanisme lebih dekat dan sangat dipengaruhi oleh kekristenan. Manusia bukan lagi makhluk yang kotor dan rusak belaka (seperti yang diajarkan gereja yang tidak bertanggung jawab pada zaman Dark Ages), tapi juga adalah manusia yang mempunyai dignity sebagai peta dan teladan Allah. Sayangnya keseimbangan ini tidak bertahan lama dan akhirnya terjeblos ke dignity tanpa humility, yaitu Humanisme modern. Istilah humanis sendiri dalam zaman Renaissance dimengerti sebagai orang yang mendalami suatu sistem kurikulum edukasi dalam bidang-bidang yang sudah ada sejak zaman Medieval, seperti Dialektika, Gramatika, Retorika, dan juga Musik, tapi dipelajari dalam pengertian yang digali dari apa yang disebut primary source—dalam hal ini pemikiran para filsuf Greco-Roman. Gerakan Reformasi yang terjadi di periode pertengahan-akhir zaman Renaissance sedikit banyak mendapatkan pengaruh dari pemikiran Humanisme. Martin Luther, misalnya, mendapatkan sistem edukasi humanis. Namun Luther kemudian menjadikan Alkitab sebagai primary source—lahirlah back to the Bible. Seni suatu zaman merupakan cermin semangat zaman tersebut, sebab budaya suatu zaman tertuang dari semangatnya. Misalnya, kebangkitan retorika klasik mempunyai efek yang merambat ke dalam literatur, puisi juga drama yang mengikuti bentuk retorika klasik. Kebangkitan prinsip simetri dan proporsi dari zaman Greco- Roman tercermin di dalam arsitektur Renaissance. Donato Bramante, seorang arsitek Renaissance, membangun suatu Tempietto (semacam bangunan kecil untuk memorial para martir) di gereja San Pietro di Montorio yang mengambil konsep arsitektur dari zaman Roma, Temple of Vesta. Konsep simetri dan proporsi juga mempengaruhi l u k i s a n - l u k i s a n Renaissance: para pelukis menggambarkan struktur dan proporsi manusia dengan lebih akurat; kisah yang sudah sering diketahui adalah bagaimana Michelangelo sampai meneliti mayat manusia untuk dapat mengerti anatomi manusia secara tepat sehingga lukisannya mempunyai akurasi yang sangat tepat.

roman.jpgfiesta-copy.jpg
Roman Architecture Temple of Vesta & Renaissance Architecture Tempietto San Pietro of Montorio
Bagaimana dengan musik? Kita akan membandingkan konsep dasar tentang musik ini dari pemikiran masa kini dengan zaman Renaissance. Pengertian tentang musik pada zaman Renaissance adalah pengertian yang didefinisikan melalui hubungan numeral, bukan aural seperti pada zaman ini.1 Sebagai contoh kita akan melihat interval.

Kalau not “do” dan “do tinggi” dibunyikan bersamaan, kita menilai suara itu sebagai konsonans2 karena terdengar enak. Kalau sekarang kita menyanyikan do dan re, do dan mi, do dan fa, dan seterusnya sampai do ke do tinggi kita akan menemukan 5 konsonans dan 2 disonans. Dalam zaman Renaissance, hanya ada 2 konsonans di dalam 7 kombinasi tersebut, oktaf dan fifth. Pada zaman Renaissance interval oktaf yang tadi dinilai konsonans bukan karena kualitas auralnya, tapi akan dinilai secara numeral: perbandingan frekuensi dari dua not dalam oktaf tersebut adalah 2:1, hal ini dilihat baik secara angka kalau dibandingkan dengan misalnya “do” ke “mi” yang perbandingan frekuensinya 5:4, tentunya karena 2:1 lebih bulat daripada 5:4. Relasi numeral dalam interval musik ini adalah hasil pemikiran Phytagoras yang diaplikasikan ke dalam musik. Hal ini berlanjut ke dalam teknik komposisi dalam musik Renaissance. Pada zaman Renaissance para komponis tidak menggubah berdasarkan prinsip harmoni (teknik komposisi harmoni seperti yang sekarang kita mengerti baru lahir di zaman Baroque) melainkan dengan apa yang kita sebut sebagai counterpoint3, yaitu secara singkat adalah teknik komposisi yang berfokus ke dalam relasi antara dua melodi atau lebih. Saya dulu pernah mencoba membayangkan musik di sorga sewaktu saya masih kecil (harap maklum pemikiran ini didasari konsep sorga anak-anak). Saya pikir, musik di sorga pastilah musik yang sempurna, maka pasti bukan musik dunia yang adalah melodi + iringan (harmoni).
contoh2.jpg
Mungkin, pikir saya, musik sorgawi adalah semuanya melodi, tapi semuanya berharmoni bersama-sama. Tidak ada iringan yang lebih “rendah” atau lebih “membosankan” dari melodi: semuanya melodi, sama rata, tapi juga saling melengkapi. Puji Tuhan, saya terbukti salah sehingga tidak perlu menunggu langit dan bumi yang baru untuk menikmati musik seperti demikian. Inilah musik counterpoint, bukan melodi yang diiringi oleh nada-nada yang subordinate terhadap melodi tersebut, tapi beberapa melodi yang saling berharmoni!

contoh3-copy.jpg
Musik harmoni pada umumnya digubah langsung dari mula sampai akhir, melodi dan harmoni digubah bersamaan. Musik counterpoint tidak demikian; musik jenis ini biasanya berasal dari satu melodi terlebih dahulu, yang disebut dengan cantus firmus, lalu kemudian ditambahkan melodi-melodi yang lainnya yang materi melodinya mengambil dari cantus firmus tersebut. Seperti yang bisa dilihat di gambar di atas, melodi sopran dan alto mengambil materinya dari melodi tenor, yang dalam kasus ini merupakan cantus firmus. Dietrich Bonhoeffer pernah menjelaskan prinsip kasih menggunakan konsep musik ini. Kasih kita kepada Kristus dianalogikan sebagai cantus firmus, dan kasih kita terhadap sesama manusia adalah melodi-melodi yang lain, yang dibentuk berdasarkan pola cantus firmus tersebut. Sewaktu saya membahas jenis musik ini di Melbourne, reaksi dari pemuda-pemudi yang mendengarkan musik ini pada umumnya memberikan respon yang sangat kagum dan merasa musik sejenis ini begitu indah, begitu kaya, begitu sempurna. Tapi apakah musik sejenis ini boleh kita pakai di dalam ibadah (arti luas dan arti sempit) kita? “Tentu saja. Musik ini begitu tinggi dan baik,” kata mereka. Tetapi apa meaning yang kalian dapat dari kata-kata lagu-lagu tersebut? Penulisan lagu Kyrie Eleison (Lord, have mercy) dan Gloria in Excelsis Deo (Glory to God in the highest) misalnya, karena mempunyai cantus firmus yang sama tidak terdengar terlalu berbeda, sehingga meskipun musik-musik ini terdengar begitu indah dan kaya, kita tidak begitu jelas meaning dari lagu ini, apakah sedang meminta ampun atau sedang memuji keagungan Tuhan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Musik Renaissance adalah musik yang boleh dibilang dikonstruksi secara form over function. Pada zaman tersebut terobosan-terobosan musik dalam teknik komposisi lebih memprioritaskan struktur dan konstruksi, dan belum (bukannya tidak sama sekali) memperhatikan ekspresi dan arti. Musik Renaissance bukannya berubah dari mementingkan ekspresi lalu turun derajat sehingga hanya ingin mementingkan musik. Namun apakah kita boleh memakai ini di ibadah? Tentu saja, karena kemuliaan Tuhan tidak dibatasi oleh bahasa manusia! Kalau seandainya kita hanya boleh memakai seni yang keindahannya hanya bisa dimengerti secara linguistis, maka kita tidak boleh lagi memakai gedung gereja, tidak boleh lagi menikmati alam, tidak boleh lagi bersyukur kita masih bisa bernapas, dan lain lain. Seringkali pola berpikir manusia yang sempit mengakibatkan banyak orang menilai baik tidaknya musik hanya dari teksnya, apakah Alkitabiah atau tidak, sementara musiknya sendiri adalah netral. Rick Warren dalam bukunya “Purpose Driven Churchjuga melakukan kesalahan yang sama. Di buku itu ia mengatakan, “There is no Christian music, there are only Christian lyrics.”4 Tapi siapakah kita sehingga kita berani mengatakan bahwa prinsip Firman Tuhan tidak ada di dalam keteraturan alam semesta, di dalam konstruksi tubuh manusia, dan juga dalam musik instrumental, meskipun hal hal demikian tidak secara eksplisit membawa firman Tuhan? Bukankah keteraturan pun adalah prinsip Alkitab? Prinsip komposisi cantus firmus dan counterpoint, misalnya, jelas menggunakan prinsip Alkitab: unity in diversity. Setiap suara begitu diverse dan distinct, namun mereka bersatu dan saling melengkapi dengan begitu indah. Sama seperti 66 kitab dalam Alkitab: semua begitu unik dan punya purpose yang berlainan, namun tidak ada satu hal yang berkontradiksi di dalamnya. Kita bukan modernis, yang mengatakan persatuan sebagai uniformity: semua harus sama persis. Kita juga bukan postmodernis yang anarkis dan kacau balau. Kita adalah tubuh Kristus, masing-masing unik dan berbeda, tapi bersatu untuk mengerjakan satu hal bersama-sama, yaitu kehendak Sang Kepala. Konsep dasar konstruksi inilah yang seringkali dilewatkan oleh banyak orang. Jelas kita tidak akan menggunakan musik yang liriknya tidak Alkitabiah, tapi seperti suatu buku tidak boleh dinilai dari covernya saja, demikian musik juga tidak boleh hanya dinilai dari segi fenomenanya. Dalam hal ini musik Renaissance yang memuji Tuhan sangat boleh digunakan dalam ibadah, tetapi jemaat harus dipersiapkan dan dididik untuk mengerti musik-musik tersebut.
Bersambung Zaman Baroque (ca.1600-1750)Sumber Majalah Pillar50Buletin Pemuda Gereja Reformed Injili Indonesia September 2007
Penulis Jethro Rachmadi Pemuda MRII Melbourne
Aufklärung: Perubahan daya tarik masyarakat secara besar-besaran dari agama ke ilmu pengetahuan itu, bukan datang begitu saja, setidaknya sejak berkembangnya pemikiran monumental Aufklärung” dari Kant di tahun 1783. Kant menyebut “Aufklärung” sebagai sebuah jalan keluar manusia dari kesalahannya sendiri yang tidak dewasa. Kritik Kant sebenarnya ditujukan untuk agama Kristen. Akan tetapi kehidupan mithos di dalam masyarakat juga menjadi korbannya. Berbagai pemikiran berbau gereja dan ketuhanan serta mithos yang tak bisa diterangkan akal sehat, jadi sasaran untuk ditinggalkan. Mereka mulai meneliti ulang pada setiap sendi kehidupan agar bisa diterangkan secara rasional. Sampai akhirnya Adorno menjuluki Aufklärung ibarat seorang diktator yang memaksakan pada rakyatnya. (rfw dari de wikipedia)

Musik dan Perkembangannya [Zaman Klasikal]


Dalam edisi yang lalu kita sudah membahas dua zaman besar yang memulai perkembangan musik Eropa, yaitu zaman Renaissance dan Baroque. Jika kita hendak menganalogikan musik dengan bahasa, musik Renaissance dapat diungkapkan sebagai building blocks suatu bahasa, yaitu gramatikanya, struktur kalimatnya, dan juga kosakatanya. Lalu musik Baroque adalah suatu cerita atau prosa yang digubah dengan memakai bahasa tersebut. Kalau yang pertama adalah means of expression, maka yang kedua adalah expression of meaning. Dalam artikel bagian kedua ini kita akan melanjutkan pembahasan kita dengan zaman Klasikal1.
Zaman Klasikal (ca.1750-1810)
Musik dalam periode ini dilatarbelakangi oleh semangat zaman yang sangat terkenal: Age of Enlightenment, yaitu gerakan yang menempatkan rasio sebagai otoritas tertinggi dalam menentukan segala sesuatu. Kita akan melihat bagaimana semangat ini mempengaruhi perkembangan musik, tapi sebelumnya kita harus melihat lebih dalam ide di balik Rasionalisme. Satu abad sebelumnya, Eropa sedang memasuki masa klimaks Humanisme. Kalau pada zaman Renaissance, pemikiran Yunani Kuno dijadikan acuan untuk berbagai ilmu, pada abad 16 dan 17 Eropa telah melahirkan orang-orang yang menemukan pemikiran dan ide orisinal, khususnya dalam bidang sains. Contoh yang mudah adalah Isaac Newton dengan rumusan gravitasi dan kalkulusnya. Perkembangan ini merupakan pengaruh dari kekristenan dalam ilmu pengetahuan. Dalam periode tersebut, meskipun tidak semua orang Eropa adalah orang percaya, Alkitab diterima secara universal sebagai kebenaran. Christopher Marlowe, pembuat drama Dr.Faustus2, dalam akhir kisahnya, ketika Faust dilempar ke neraka ia berkata demikian, “Lihat, lihatlah darah Kristus itu, satu tetes saja akan menyelamatkan jiwaku, bahkan setengah tetes, oh Tuhanku.” Marlowe, seperti tokoh Faust, adalah seorang unbeliever sampai pada akhir hidupnya namun ia mengetahui (paling tidak secara kognitif) dari mana keselamatan berasal. Pengaruh kekristenan seperti inilah yang membedakan abad ke- 17 dengan zaman Yunani Klasik yang menganggap mitologi Yunani sebagai sejarah, bukan sebagai cerita belaka. Implikasi kepercayaan akan dewa-dewa yang personifikasinya adalah fenomena-fenomena alam mengakibatkan ilmu pengetahuan tidak berkembang. Petir, misalnya, adalah suatu kuasa alam yang diasosiasikan dengan Zeus, dewa tertinggi mereka. Laut merupakan kediaman Neptune, Matahari merupakan kendaraan Apollo. Bayangkan kalau ada yang mengusulkan bahwa petir bukanlah sesuatu yang supernatural melainkan hanya proses alamiah yang lumrah; Socrates bukan hanya dihukum mati karena dituduh merusak kaum muda di kota Athena, ia juga dituduh mempunyai konsep religius yang mendobrak mitologi Yunani. Namun pada abad ke-17 Alkitablah yang diterima sebagai sejarah, sama seperti mitologi Yunani pada zaman Yunani Kuno. Dan Kitab Kejadian mengajarkan bahwa segala sesuatu adalah ciptaan, bukan bagian dari Sang Pencipta itu sendiri. Maka petir boleh dipelajari, laut boleh ditelaah. Tanpa pengaruh kekristenan, sains tidak akan berkembang. Perkembangan sains telah mengubah pandangan akan alam semesta, yang tadinya dianggap sebagai sesuatu yang di luar pengertian manusia telah menjadi sesuatu yang dapat dimengerti oleh rasio; kecepatan sebuah benda yang jatuh sampai dengan orbit sebuah planet telah dapat diprediksi dan dihitung. Alam semesta mulai dimengerti sebagai sesuatu yang teratur dan rasional. Pada awalnya, banyak filsuf dan pakar sains dalam periode ini bukan Atheis. Descartes menggunakan konsep “cogito, ergo sum”-nya untuk berapologetika; Newton juga mengatakan meskipun ia dapat menerangkan bagaimana planet-planet berinteraksi, hanya Tuhanlah yang dapat menciptakan keteraturan tersebut. Namun, meskipun perlahan, deduksi rasional dan buku ilmu mulai menggantikan iman dan firman Tuhan, sebab implikasi dari Rasionalisme adalah meskipun adanya Tuhan, malaikat, setan, dan dunia yang tidak terlihat tidak diragukan, pengertian ini juga menyatakan tidak ada jalan lain untuk mengetahui semua itu di luar indera manusia atau di luar rasio manusia.3 Ketika manusia berdosa mulai mendapatkan kebijaksanaan, mulailah ia melupakan siapa yang memberikan kepadanya kebijaksanaan tersebut. Hal ini tertulis di kitab Ulangan: “Lalu menjadi gemuklah Yesyurun, dan menendang ke belakang, —bertambah gemuk engkau, gendut dan tambun—dan ia meninggalkan Allah yang telah menjadikan dia, ia memandang rendah gunung batu keselamatannya.”4 Rasionalisme dan sains yang mendominasi pemikiran Abad Pencerahan telah membuat keteraturan, kejelasan, dan sistematika sebagai nilai estetika. Kita akan melihat contoh dari arsitektur.

door1.jpg
Jika kedua gaya ini dibandingkan, dekorasi Baroque mempunyai kompleksitas yang penuh dengan ornamentasi, bahkan yang ukurannya sampai melebihi pintunya sendiri. Sedangkan pintu Klasikal bukannya tidak didekorasi tapi desainnya jauh lebih terfokus pada simplisitas dan keteraturan. Desain seperti ini dicapai dengan memakai bentuk-bentuk yang jauh lebih mudah dimengerti; bentuk persegi lebih mudah “dicerna” otak daripada garis-garis lengkung yang kompleks misalnya. Desain Baroque juga menggunakan sebanyak mungkin variasi tema (contoh di atas mempunyai pilar, bentuk malaikat, bentuk binatang, dan lain-lain). Desain Klasikal sebaliknya hanya memilih satu jenis tema saja yaitu dedaunan.

SEJARAH JOHANN SEBASTIAN BACH (1685-1750) ORGANIS DAN PENGGUBAH BERKEBANGSAAN JERMAN SALAH SATU TOKOH PALING TERKENAL DALAM SEJARAH MUSIK


Selain tokoh-tokoh yang berpengaruh terhadap gereja, salah seorang tokoh yang yang terpilih adalah Johann Sebastian Bach. Beliu ini adalah seorang musisi yang sangat terkenal. Banyak sekali gubahan lagunya yang dinyanyikan oleh kelompok paduan-paduan suara terkenal.
Sumbangan-sumbangan Bach terhadap dunia musik menggabungkan banyak detail dari berbagai gaya musik Jerman, Perancis dan Italia selama bertahun-tahun terakhir era Baroque. Kemasyurannya dalam sejarah literatur organ, paduan suara, kantata dan oratorio, sangat besar hubungannya dengan liturgi Lutheran, dan karya-karyanya dikenal karena jumlah mereka yang besar serta keahlian tinggi penciptanya.Selama hampir dua abad keluarga Bach aktif dalam dunia musik. Dengan 20 orang dari garis keturunannya yang dikenal sebagai musisi, keluarga ini menyerupai sebuah dinasti musik. Johann Sebastian, dengan putra-putranya Karl Philipp Emanuel, Johann Christian dan Wilhelm Fredemann, merupakan kelompok yang paling dikenal dan muncul lebih akhir dalam sejarahnya. Karl Philipp Emanuel (1717-178 8) adalah putra ke-2 dari J.S. Bach yang dikenal melalui eksperimen-eksperimennya dengan sonata era Klasik yang pada saat itu baru mulai muncul. Johann Christian (1735-1782), putra yang ke-11, dikenal sebagai “Bach dari London” dan menulis berbagai simfoni, concerto serta musik untuk vokal dan Chamber. Wilhelm Fredemann, yang dikenal sebagai “Bach Halle”, adalah anak sulung dan menulis sebauh simfoni serta karya-karya untuk piano dan tarian.

Pada awal hidupnya J.S. Bach mempelajari, antara lain: biola dan organ. Pada tahun 1703, dia bergabung dengan orkestra milik saudara Duke of Saxe-Weimar. Posisinya sebagai organis dimulai di sebuah gereja baru di Arnstadt (1704) dan di St. Balsius’, Muhlhausen. Setelah pernikahannya dengan Maria Barbara Bach (seorang misan), Johann Sebastian pergi ke Weimar, mula-mula sebagai organis istana dan musisi kamar (mulai 170 8) dan kemudian sebagai pemimpin konser. “Periode Weimar” Bach (sampai 1717) merupakan tahap yang paling penting dalam awal kariernya sebagai seorang penggubah. Dari 1717 sampai 1732, Bach bertugas sebagai pengarah kapel dan pengurus musik kamar untuk Pangeran Leopold dari Anhalt di Cothen. “Periode Cothen” ini dikenal dengan kayanya ciptaan-ciptaan Bach untuk musik orkestra dan kamar. Dipihak lain, hasil riset juga menyatakan bahwa kebanyakan kantata Bach mungkin dimulai pada periode ini dan juga sebelumnya, di Weimar. Pada masa ini jugalah istri Bach meninggal (1720). Pernikahannya yang kedua dengan Anna Magdalena Wulken juga penting bagi dunia musk. Anna menyalin banyak bagian dari kantata-kantata Bach dan memiliki 2 buah buku, dimana terdapat masukan-masukan dalam tulisan Anna sendiri dan tulisan tangan suaminya.
Dari tahun 1732 sampai kematiannya, Bach memegang posisi sebagai pemimpin nyanyian di St. Thomas’ School, Leipzig, di mana dia juga menjadi organis dan kapell meister di St. Thomas Church dan Nicholai Church. Kehidupan Bach selama 27 tahun di Leipzig merupakan suatu masa yang ditandai karya-karya dalam jumlah agak terbatas yang dari segi komposisinya makin mendalam dan pekat. Satu contoh penting dari karya-karyanya yang kemudian, the Musical Offering, dibentuk dari sebuah tema oleh Frederick II dari Prussia yang diperoleh Bach semasa kunjungannya ke Postdam (1747), di mana dia tampil untuk sang raja. Walaupun banyakan peneliti, dulu berpendapat bahwa hampir 200 kantata ditulis selama tahun-tahun di Leipzig, penemuan-penemuan yang lebih baru menyatakan bahwa tahun-tahun ini ditandai dengan meminjamkan karya-karya yang ditulis di Cothen dan atau Weimar. Kebanyakan karya-karya baru ini, merupakan penulisan ulang karya-karya yang terdahulu (termasuk teksnya). Proses semacam disebut contrafracta. Selama di Leipzig, contrafacta ini dilakukan mungkin lima sampai enam puluh kali, karena berbagai tekanan dari rutinitas dan administrasi sehari-hari. Karya-karya akhir yang asli merupkan eksperimen-eksperimen yang mendalam dari segi sumber teknisnya dan ditandai oleh warna-warna harmonis dan selisih tekstur yang cukup berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
KARYA-KARYA INSTRUMENTALMinat Bach terhadap keteraturan dan hubungan dalam gubahan-gubahannya merupakan bagian penting dari kesenian Baroque akhir. Banyak karyanya dipersatukan oleh prinsip :
a. makna liturgis,
b. kegunaan paduan suara,
c. struktur kunci yang over-arching, atau
d. teknik-teknik khusus seperti prelude/fugue yang berpasangan, pola tarian dan kanon atau variation cycles.Banyak karyanya dikelompokkan menurut kategori yang bersifat pendidikan atau aturan didaktik lainnya seperti suite atau seri yang diatur secara liturgis.

1. Kaya-karya yang dimaksudkan untuk menandai satu tahun gereja mencakup the Little Organ Book (dimulai di Weinar, diselesaikan di Cothen). Walaupun karya ini dirancang untuk berisikan 164 prelude paduan suara, didalammnya terdapat jangkauannya dan juga terdapat tekstur-tekstur abstrak atau material, berhubungan dengan nada-nada paduan suara, yang diungkapkan melalui gambar.
2. The Keyboard Practice (Clavierubung) dimulai dari 1731 dan merupakan sebuah koleksi penting dalam empat bagian. Karya ini berhubungan dengan sumbangan Bach bagi liturgi Lutheran dan juga gubahannya yang lebih duniawi.
3. Prelude-prelude paduan suara juga dibawa ke dalam literatur organ dengan adanya The Eighteen Gread Preludes dan the Six Schubler Chorales (yang ini merupakan transkrip bagian-bagian kantata). Bach juga membuat berbagai karya untuk koor empat suara dengan gaya kongregasional, termasuk sebuah koleksi yang terdiri dari 371 harmonisasi dan satu lagi yang terdiri dari 69 melodi dengan bass.
4. Sebuah sumbangannya yang penting bagi dunia musik adalah berbagai prelude dan fugue organ, termasuk “the Great” dalam C mayor, E minor, B minor, G minor, dan Es mayor. Beberapa karya ini mengikuti prinsip-prinsip concerto, sementara prelude dari G mayor adalah sebuah fantasi, dari fuguenya diambil dari sebuah lagu rakyat abad ke-17, “Rolandston”. The Prelude and Fugue in A Major mempunyai ciri-ciri tiruan dan implikasi pastoral dalam tekstur dan ritmenya.
5. Termasuk juga dalam karya-karya instrumental yang lain adalah berbagai suite untuk orkestra, concerto, sonata, baik yang solo maupun yang dengan iringan, serta partita dan suite untuk alat musik keyboard.
KARYA-KARYA VOCAL
J.S. Bach menulis empat mass pendek yang kebanyakan terdiri dari musik kantata dengan teks yang telah ditulis ulang. Contohnya: Mass in F menggunakan paduan suara Lutheran Litany “Christ, Thou Lamb of God” dalam “Kyrie”, sedangakan “Gloria” menggunakan bahan dari kantata dan Mass yang lainnya dalam A mayor, G minor dan G mayor, juga menggunakan teknik yang sama. Mass in B Minor adalah salah satu karya paduan suara yang paling terkenal. Karya Katolik ini dikenal karena tekstur lima suaranya dan pengulangan tema yang intergratif. Mass ini sebagian besar juga merupakan hasil meminjam dari kantata-kantata Bach, tapi bagian-bagian yang penting juga orisinil. Kantata yang ditemukan di dalamnya termasuk nomor 1,46, 12 dan 171. Kutipan Gregorian juga ada. The Passions adalah jenis karya paduan suara berskala besar yang lain dan hampir sama luasnya dengan Mass B minor tadi. Karya-karya ini dikenal sebagai Oratori Passions, karena hubungannya dengan pangaruh-pengaruh gaya opera yang tidak dilakonkan dan kehadiran seorang narator (atau penginjil. Ada dua gubahan: St. Mark’s Passion (1731) hilang, kecuali tujuh bagian yang bisa dikenal sebagai pinjaman dari karya-karya aslinya (terutama Kantata 198). Koor dan orkestra ganda ada dalam St. Mathew Passion, dimana chorus “O Sacred Head” juga digunakan 5 kali sebagai alat pemersatu. Bedanya terdapat dalam fungsi: Chorus I sebagai ke-12 murid, Chorus II bertindak sebagai pengikut-pengikut yang lain. Berbagai kombinasi digunakan untuk agenda-agenda yang melibatkan kerumunan orang atau orang-orang Kristen pada umumnya. The Christmas Oratorio adalah sebuah karya khusus (tidak berhubungan dengan passion-passion tersebut) yang terdiri dari 6 bagian, masing-masing dengan format sebuah kantata dan menggunakan sebuah koor pembukaan (atau “Symphony”) dan koor penutup dan di dalamnya diisi dengan berbagai recitative, choruse, chorale, duo dan trio. Kantata-kantata yang berbeda dinyanyikan pada ke-6 kebaktian di antaranya Natal dan Epiphany. Bach menulis kira-kira 200 kantata yang maksudnya untuk dimasukkan ke dalam tahun gereja Lutheran. Panjang kantata-kantata ini umumnya dibatasi sekitar setengah jam. Banyak teknik penulisan Bach yang paling efektif digunakan dalam karya-karya ini dan hubungan strukturnya dengan jenis-jenis musik lainnya seperti concerto atau soneta trio cukup jelas.
Ciri-cirinya, antara lain:
(1) bagian tengah yang tinggi, yang meningkatkan intensitas tekstur;
(2) bagian tenor yang pararel dengan bagian sopran;
(3) daerah-daerah tiruan dan efek-efak antiphonal;
(4) pemberian warna nada yang deskriptif atau “imitatif” dalam makna tekstualnya;
(5) aria-aria yang terdiri dari instrumen solo dan vokal yang saling mengisi (obbligato). Efeknya, kalau ditambahkan kebagian bass, adalah sebuah sonata trio. Ini semua adalah kantata, baik untuk suara solo maupun lebih dari satu suara. Beberapa kantata disebut horal Cantatas, karena melodi sebuah chorale disatukan (bersamaan dengan teksnya) ke dalam tekstur semua - atau hampir semua bagian dari satu karya utuh. Dalam karya-karya ini perubahan dalam material musik dan dijalankan secara imitatif. The free Cantatas merupakan karya-karya yang tidak ada atau sedikit hubungannya dengan musik choral. Seringkali mereka ditulis dengan karya gaya concerto untuk alat musik. Terdapat paling sedikit 32 contoh untuk jenis ini. Kantata-kantata ini secara keseluruhan menunjukkan contoh-contoh terbaik dari cara Bach mengolah gaya medium. Walaupun sejarah tidak menyatakan bahwa Bach adalah seorang penemu, kemampuannya untuk membaurkan bahan-bahan yang berbeda ke dalam berbagai struktur yang memiliki keahlian teknis dan imajinasi yang tinggi dan juga kuasa ekspresif dari hasilnya yang konsisten hingga sekarang boleh dibilang tidak tersamai.